Untuk menjaga kekondusifan Jakarta pada saat rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Mabes Polri menegaskan akan menyekat Jakarta untuk mencegah gelombang massa.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Ronny Sompie, mengatakan pihaknya sudah menempatkan aparatnya di pintu masuk ke Jakarta dari arah Jawa Barat dan Banten.
"Kita juga berupaya menyekat dan mencegah bergeraknya massa dari tempat di luar Jakarta ke arah Jakarta. Oleh karena itu, di wiayah Jawa Barat kita sudah menempatkan di tujuh titik untuk penyekatan massa dan dari arah Banten kita sudah menempatkan di tiga titik untuk mencegah massa agar tidak datang," kata Sompie di warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/7/2014).
Sompie mengatakan dalam rangka pengamanan rekapitulasi tingkat nasional pada 20-22 Juli, pihaknya akan menerjunkan ribuan anggotanya ditambah dengan anggota TNI.
Pengamanan paling ketat akan diberikan di KPU. Jika hasil rekapitulasi digugat, maka Polri akan mengkonsentrasikan pengamanannya di Mahkamah Konstitusi.
"Tempat yang paling rawan tentunya kantor KPU pusat yang memang kita lakukan pengamanan, apabila nanti berlanjut setelah atau pascapengumuman tersebut akan berlanjut ke MK tentu MK menjadi tempat yang paling rawan yang harus diberikan pengamanan. Polri sudah menyiagakan 254.088 anggota Polri dibantu 23 ribu anggota TNI yang sudah 'insert' bersama-sama dengan kawan-kawan kami di masing-masing Polda maupun Polres apalagi di Polda Metro Jaya," kata Sompie.
Walau demikian, Sompi mengaku pihaknya memprediksi Jakarta akan tetap aman karena sudah mendapat informasi bahwa kedua pasngan calon tidak akan datang ke KPU. Selain itu, kata Sompi, para peserta Pemilu juga mengatakan tidak ada pengerahan massa untuk datang ke KPU pada saat rekapitulasi tingkat nasional itu.
sumber :https://id.berita.yahoo.com/kpu-gelar-rekapitulasi-pengitungan-suara-polri-menutup-jakarta-054010330.html