Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju di mana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa.
Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:
- Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
- Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
- Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehinggarecruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.
Faktor-Faktor Negatif
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:
- Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
- Bersikap angkuh, defensive atau agresif
- Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan pewawancara)
- Gugup
- Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima
- Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu
- Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun
- Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat
- Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara
- Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara
- Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ……?”
- Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.
Beberapa Saran
Bagi Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya Anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.
Lakukan hal-hal berikut:
- Pastikan Anda sudah tahu tempat wawancara
- Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal,bersih dan rapi
- Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara
- Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)
- Sapa satpam atau resepsionis yang Anda temui dengan ramah
- Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
- Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)
- Tetaplah berdiri sampai Anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang
- Persiapkan surat lamaran dan CV Anda
- Ingat dengan baik nama pewawancara
- Lakukan kontak mata dengan pewawancara
- Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara
- Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan Anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan
- Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali Anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut
- Tampilkan hal-hal positif yang pernah Anda raih
- Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi
- Tunjukkan apa yang bisa Anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada Anda
- Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara
- Ajukan beberapa pertanyaan bermutu di seputar pekerjaan Anda dan bisnis perusahaan secara umum
- Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara
- Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus Anda lakukan selanjutnya
- Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada Anda.
Hindari hal-hal berikut:
- Berasumsi bahwa Anda tahu tempat wawancara, padahal Anda tidak yakin
- Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara
- Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok
- Datang terlambat
- Tidak membawa surat lamaran dan CV
- Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara
- Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar
- Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara
- Duduk selonjor atau bersandar
- Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut
- Membuat lelucon
- Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”.
- Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab
- Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan
- Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama
- Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data
- Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana Anda belum tahu kemungkinan Anda akan diterima atau tidak
- Memperlihatkan rasa putus asa Anda dengan menunjukkan bahwa Anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut
- Membahas hal-hal negatif dari Anda yang akan merugikan diri Anda sendiri
- Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial
- Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara
- Salah menyebut nama pewawancara
- Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya
- Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara
Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani wawancara kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga lebih siap dan percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam artikel ini, namun setidaknya jika Anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka Anda akan memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja.